Denpasar (beritadewata.com) – 
Wakil Menteri Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 
Musliar Kasim usai membuka secara resmi Konferensi ke 42 International 
Association of School Librarianship di Sanur Bali, Selasa (27/8) 
mengatakan, harus diakui jika masih banyak sekolah di Indonesia yang 
tidak memiliki tenaga profesional dalam mengelolah perpustakaan. Selain 
itu masih banyak sekolah juga yang belum mengalokasikan dana sekolahnya 
sebanyak 5 persen untuk pengelolahan perpusatakaan, mulai dari pengadaan
 buku-buku, manajemen dan infrastruktur perputakaan. “Inilah bagian dari
 masa lalu pendidikan kita. 
Sekarang memang sudah banyak kemajuan dan 
pemerintah terus akan membenahi upaya sekolah dalam mengelolah 
perpustakaan secara profesional dan berkualitas,” ujarnya. Hal 
dibuktikan dengan data di lapangan yang menunjukkan bahwa sekolah-sekolah
 yang sudah memiliki perpustakaan, nilai siswanya meningkat tajam dan 
rata-rata peningkatan mencapai 21 persen dari beberapa tahun sebelumnya.Melihat
 berbagai persoalan tentang tidak beresnya urusan perpustakaan di 
berbagai sekolah di Indonesia maka pemerintah akhirnya mengeluarkan UU 
No 43 Tentang Perpustakaan dan Permendiknas No 25 Tahun 2008 tentang 
Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah. “Dengan peraturan yang ada maka 
pemerintah dan sekolah wajib menegakkan peraturan tersebut terutama yang
 menyangkut dengan urusan perpustakaan. Anggaran 5 persen dari dana BOS 
harus dialokasikan untuk perpustakaan. Tenaga pengelolah perpustakaan 
juga harus memiliki kompetensi dasar tentang perpustakaan. Makanya 
hampir di semua perguruan tinggi ada program studi perpustakaan,” 
ujarnya. Inilah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu 
pengelolahan perpustakaan di Indonesia terutama menyasar berbagai bidang
 pendidikan yang ada. Diharapkan dengan adanya perangkat peraturan dan 
undang-undang tersebut, seluruh sekolah di Indonesia bisa meningkatkan 
mutu perpustakaanya. Pemerintah juga melakukan hal yang dan menganggap 
perpustakaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sekolah. Untuk 
itu seluruh sekolah yang baru dibangun pemerintah sudah langsung 
menyiapkan fasilitas ruangan untuk perpustakaan.Sementara Kepala
 Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih menjelaskan, saat ini yang 
menjadi pegawai atau pengelolah perpustakaan minimal harus mengatongi 
ijazah D2 dari program studi perpustakaan. Selalin ijazah D2 
dan mereka yang tidak memiliki latar belakang program studi 
perpustakaan, pemerintah akan menggelar pelatihan secara profesional. 
“Jadi mereka harus mengantongi izin resmi dan dibuktikan dengan 
sertifikat resmi dari pemerintah sebagai pengelolah perpustakaan. Di 
luar itu sebaiknya jangan bekerja di bidang perpustakaan,” ujarnya. 
Untuk itu diharapkan pemerintah daerah dalam formasi penerimaan CPNS, 
perlu juga lowongan atau formasi tenaga kepustakaan. Dan lebih baik lagi
 kalau perpustakaan di sekolah-sekolah tidak dikelolah oleh PNS, tetapi 
oleh tenaga profesional atau pustakawan yang sudah prefesional di 
bidangnya. Dan kalau pun mereka itu PNS, maka mereka adalah orang yang 
profesional di bidangnya.
 
sumber: http://pendidikan.beritadewata.com/berita/Raga/Banyak_Sekolah_di_Indonesia_belum_Memiliki_Pustakawan_Profesional.html
How to buy the watch band for the ultra stylish
BalasHapusThe smartwatch 2017 ford fusion hybrid titanium is essentially a titanium necklace watch that will take advantage of your phone or tablet, which is why you should titanium tent stove opt for the smartwatch titanium stronger than steel with a stainless steel vs titanium apple watch built in